I.
Pengertian Sensasi
Sensasi berasal dari kata ‘sense’
yang artinya alat penginderaan. Yang menghubungkan organisme dengan
lingkungannya. Terjadinya proses sensasi adalah bila alat-alat indera mengubah
informasi menjadi impuls-impuls saraf dengan bahasa yang dipahami oleh otak
(Dennis Coon, 1977 : 79). Menurut Benjamin B. Wolman (1973:343) sensasi adalah
pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal,
simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat
indera. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, sensasi merupakan kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh alat-alat indera manusia untuk menginterpretasikan
lingkungan disekitarnya.
Dalam psikologi, disebutkan ada sembilan alat indera, yaitu penglihatan, pendengaran, kinestesis, vestibuler, perabaan, temperatur, rasa sakit, perasa dan penciuman. Dari kesembilan alat indera tersebut, kita dapat mengelompokkannya menjadi tiga macam indera penerima, sumber informasi berasal dari luar diri individu (eksternal) yang diindera oleh eksteroseptor misalnya telinga atau mata, dari dalam diri individu (internal) yang diindera oleh introseptor misalnya sistem peredaran darah. Selain itu, gerakan tubuh kita sendiri diindera oleh proprioseptor misalnya organ vestibular.
Segala hal yang menyentuh alat
indera manusia disebut dengan stimuli. Stimuli ada 2 macam, yaitu internal dan
eksternal. Stimuli yang diterima dirubah oleh alat indera manusia menjadi
energi saraf untuk disampaikan ke otak yang disebut dengan proses transduksi.
Stimuli harus cukup kuat agar dapat diterima pada alat indera. Batas
minimal intensitas stimuli disebut ambang mutlak (absolute
threshold).
Demikian adalah faktor situasional
yang menentukan ketajaman sensasi. Namun tidak hanya itu, tetapi ketajaman
sensasi juga dipengaruhi faktor personal. Faktor personal disebabkan pengalaman
atau lingkungan budaya dan kapasitas alat indera yang berbeda setiap
individunya, sehingga setiap individu memiliki perbedaan sensasi. Perbedaan
kapasitas alat indera menyebabkan perbedaan dalam memilih pekerjaan
atau jodoh, mendengarkan musik, atau memutar radio. Dengan begitu, dapat
disimpulkan bahwa sensasi sangat mempengaruhi persepsi.
II.
Pengertian
Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang di peroleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan. Persepsi ialah memberikan makna
pada stimuli indrawi (sensori stimuli). Persepsi : proses memberi makna pada
sensasi sehingga manusia memperolehpengetahuan baru, dengan kata lain persepsi
mengubah sensasi menjadi informasi. Hubungan
sensasi dan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian
dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi
inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga etensi, ekspetasi,
motivasi, dan memori.
Persepsi, seperti juga sensasi, ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. David krech dan
Richard s. crutchfield, menyebutkan factor fungsional dan factor structural.
Adpun faktor
lain yang sangat mempengaruhi persepsi yaitu perhatian.
Perhatian( attention)
Menurut Kenneth E. Andersen Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol
dalam kesadaran pada saat stimuli lainya melemah. Dan dalam buku yang
ditulisnya perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu
alat indra kita, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain.
Faktor eksternal penarik perhatian
Apa yang kita perhatikan ditentukan oleh
factor-faktor situasional dan personal. Faktor situasional terkadang disebut determain
perhatian yang bersifat eksternal atau penarik perhatian (ettention getter). Stimuli diperhatikan
kerena mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain: gerakan, intensitas
stimuli, kebaruan dan pengulangan.
Gerakan. Seperti organisme yang
lain, manusia secara visual tertarik pada objek-objek yang bergerak. Kita
senang melihat dalam display yang bergerak menampilkan nama barang yang di
iklankan. Pada tempat yang di penuhi benda-benda mati, kita akan tertarik pada
tikus kecil yang bergerak.
Intensitas
stimuli.
Kita akan memperhatikan stimuli yang menonjol dari stimuli yang lain. Warna merah
pada latar belakang putih, tubuh jangkung di tengah-tengah orang pendek, suara
keras di malam sepi.
Kebaruan. Hal-hal yang baru, yang
luar biasa, yang berbeda, akan menarik perhatian. Beberapa eksperimen juga
membuktikan stimuli yang luar biasa yang lebih mudah di pelajari atau di ingat.
Karena alas an inilah maka mengejar novel yang baru terbit, fil yang baru
beredar, atau kendaraan yang memiliki rancangan mutakhir. Karena itu juga
mengapa umumnya istri muda lebih disenangi dari istri pertama.media masa juga
tidak henti-hentinya menyajikan program-program baru. Tanpa hal-hal yang baru,
stimuli menjadi mononton, membosankan, dan lepas dari perhatian.
Perulangan. Hal-hal yang disajikan
berkali-kali bila disertai dengan sedikit variasi, akan menarik perhatian . di
sini unsure “ familiarity”( yang sudah kita kenal) berpadu dengan unsure
“novelty” (yang baru kita kenal). Perulangan juga mengandung unsure sugesti:
mempengaruhi bawah sadar kita. Bukan hanya pemasang iklan, yang menpopulerkan
produk dengan mengulang-ulang atau slogan-slogan, tetapi juga kaum politisi
memanfaatkan prinsip pengulangan. Emil dofivat (1968), tokoh aliran publisistik
jerman, bahkan menyebut perulangan sebagai satu diantara tiga prinsip penting
dalam menaklukan massa.
Faktor internal penaruh perhatian
Beberapa
contoh faktor
yang mempengaruhi perhatian kita:
-
Factor-faktor biologis. dalam keadaan lapar, seluruh makanan di dominasi oleh
makanan. Karena itu, bagi orang lapar, yang paling menarik perhatiannya adalah
makanan. Yang kenyang akan menaruh perhatian pada hal-hal yang lain. Anak muda
yang baru saja menonton film porno, akan cepat melihat stimuli seksual di
sekitarnya.
-
faktor-faktor sosiopsikologis. Berilah sebuah foto yang
menggambarkan kerumunan orang banyak di sebuah jalan sempit. Tanyakan apa yang
mereka lihat. Setiap orang akan melaporkan hal yang berbeda. Tetapi seorang pun
tidak akan dapat melaporkan berapa orang terdapat pada gambar itu, kecuali
kalau sebelum melihat foto mereka memperoleh pertanyaan itu. Bila kita di
tugaskan untuk meneliti beberapa orang mahasiswi berada di kelas, kita tidak
akan dapat menjawab berapa orang diantara mereka yang berbaju merah.
Kenneth e. Andersen (1972:51-52) menyinpulkan dalil-dalil
tentang perhatian selektif yang harus diperhatikan oleh ahli-ahli komunikasi.
1.
perhatian itu merupakan proses yang
aktif dan dinamis, bukan pasif dan refleksif. Kita secara sengaja mencari stimuli tertentu dan
mengarahkan perhatian kepadanya. Sekali-sekali, kita mengalihkan perhatian dari
stimuli yang satu dan memindahkan perhatian dari stimuli yang satu dan
memindahkannya pada stimuli yang lain.
2. Kita cenderung memperhatikan hal-hal
tertentu yang penting, menonjol, atau melibatkan diri kita.
3. Kita menaruh
perhatian kepada hal-hal tertentu sesuai dengan kepercayaan, sikap, nilai,
kebiasaan dan kepentingan kita.
4. Kebiasaan dalam
menentukan apa yang menarik perhatian, tetapi juga apa yang secara potensial
akan menarik perhatian kita.
5. Dalam situasi
tertentu kita secara sengaja menstrukturkan perilaku kita untuk menghindari
terpaan stimuli tertentu yang ingin kita abaikan.
6. Perhatian
tergantung pada kesiapan mentalkita;kita cenderung mempersepsi apa yang memang
ingin kita persepsi.
7. Perubahan atau
variasi sangat penting dalam menarik dan mempertahankan perhatian.
a.
Faktor-faktor
Fungsional yang menentukan Persepsi.
Faktor fungsional berasal dari kebutuhan,
pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai
faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk
stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli itu.
Krech dan Crutchfield merumuskan dalil Persepsi bersifat
selektif secara fungsional. Dalil ini berarti bahwa objek-objek yang mendapat
tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memenuhi tujuan individu
yang melakukan persepsi. Kerangka
Rujukan (Frame of Reference). Faktor-faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi lazim
disebut sebagai kerangka rujukan. Dalam kegiatan komunikasi, kerangka rujukan
mempengaruhi bagaimana orang memberi makna pada pesan yang diterimanya. Menurut
McDavid dan Harari, para psikolog menganggap konsep kerangka rujukan ini amat
berguna untuk menganalisis interpretasi perseptual dari peristiwa yang dialami.
b.
Faktor-Faktor Struktural Yang Menentukan Persepsi
Krech dan Crutchfield merumuskan dalilnya lagi yang kedua,
yaitu Medan perseptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti.
Kita mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya walaupun stimuli yang
kita terima itu tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interpretasi yang
konsisten dengan rangkaian stimuli yang kita persepsi. Dalil ketiga dari Krech
dan Crutchfield adalah Sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substruktur
ditentukan pada umumnya oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan. Jika
individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan
dengan sifat kelompok akan dipengaruhi oleh keanggotaan kelompoknya, dengan
efek yang berupa asimilasi atau kontras. Karena manusia selalu memandang
stimuli dalam konteksnya, dalam strukturnya, maka ia pun akan mencoba mencari
struktur pada rangkaian stimuli. Struktur ini diperoleh dengan jalan
mengelompokkan berdasarkan kedekatan atau persamaan. Prinsip kedekatan
menyatakan bahwa stimuli yang berdekatan satu sama lain akan dianggap satu
kelompok. Dalil keempat dari Krech dan Crutchfield adalah Objek atau peristiwa
yang berdekatan dalam ruang dan waktu atau menyerupai satu sama lain, cenderung
ditanggapi sebagai bagian dari struktur yang sama. Dalil ini umumnya
betul-betul bersifat struktural dalam mengelompokkan objek-objek fisik, seperti
titik, garis, atau balok. Pada persepsi sosial, pengelompokkan tidak murni
struktural; sebab apa yang dianggap sama atau berdekatan oleh seorang individu,
tidaklah dianggap sama atau berdekatan oleh individu yang lain. Kebudayaan juga
berperan dalam melihat kesamaan. Pengelompokkan kultural erat kaitannya dengan
label; dan yang kita beri label yang sama cenderung dipersepsi sama. Dalam
komunikasi, dalil kesamaan dan kedekatan ini sering dipakai oleh komunikator
untuk meningkatkan kredibilitasnya. Jadi, kedekatan dalam ruang dan waktu
menyebabkan stimuli ditanggapi sebagai bagian dari stuktur yang sama. Sering
terjadi hal-hal yang berdekatan juga dianggap berkaitan atau mempunyai hubungan
sebab dan akibat.
III.
Sensasi dan
persepsi dalam komunikasi intrapersonal.
Seseorang menerima informasi,
mengolahnya, menyimpannya, dan menghasilkannya kembali. Proses pengolahan
informasi inilah yang sering kita sebut komunikasi intrapersonal, yang meliputi
sensasi, persepsi, memori dan berpikir. Sensasi adalah proses mengkap stimuli,
sedangkan persepsi ialah proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia
memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain, persepsi mengubah sensasi
menjadi informasi. Memori adalah proses menyimpan informasi dan memanggilnya
kembali. Berpikir adalah mengolah dan memanipulasi informasi untuk memenuhi
kebutuhan atau memberi respons.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar