Kamis, 07 Februari 2013

Sensasi Dan Persepsi Dalam Komunikasi Intrapersonal


I.       Pengertian Sensasi
Sensasi berasal dari kata ‘sense’ yang artinya alat penginderaan. Yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Terjadinya proses sensasi adalah bila alat-alat indera mengubah informasi menjadi impuls-impuls saraf dengan bahasa yang dipahami oleh otak (Dennis Coon, 1977 : 79). Menurut Benjamin B. Wolman (1973:343) sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, sensasi merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh alat-alat indera manusia untuk menginterpretasikan lingkungan disekitarnya.

           Dalam psikologi, disebutkan ada sembilan alat indera, yaitu penglihatan, pendengaran, kinestesis, vestibuler, perabaan, temperatur, rasa sakit, perasa dan penciuman. Dari kesembilan alat indera tersebut, kita dapat mengelompokkannya menjadi tiga macam indera penerima, sumber informasi berasal dari luar diri individu (eksternal) yang diindera oleh eksteroseptor misalnya telinga atau mata, dari dalam diri individu (internal) yang diindera oleh introseptor misalnya sistem peredaran darah. Selain itu, gerakan tubuh kita sendiri diindera oleh proprioseptor misalnya organ vestibular.
Segala hal yang menyentuh alat indera manusia disebut dengan stimuli. Stimuli ada 2 macam, yaitu internal dan eksternal. Stimuli yang diterima dirubah oleh alat indera manusia menjadi energi saraf untuk disampaikan ke otak yang disebut dengan proses transduksi. Stimuli harus cukup kuat agar dapat diterima pada alat indera. Batas minimal intensitas stimuli disebut ambang mutlak (absolute threshold).
 Demikian adalah faktor situasional yang menentukan ketajaman sensasi. Namun tidak hanya itu, tetapi ketajaman sensasi juga dipengaruhi faktor personal. Faktor personal disebabkan pengalaman atau lingkungan budaya dan kapasitas alat indera yang berbeda setiap individunya, sehingga setiap individu memiliki perbedaan sensasi. Perbedaan kapasitas alat indera menyebabkan perbedaan dalam memilih pekerjaan atau jodoh, mendengarkan musik, atau memutar radio. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa sensasi sangat mempengaruhi persepsi.
II.                Pengertian Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang di peroleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi  ialah memberikan makna pada stimuli indrawi (sensori stimuli). Persepsi : proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia memperolehpengetahuan baru, dengan kata lain persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Hubungan sensasi dan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian
dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga etensi, ekspetasi, motivasi, dan memori.
Persepsi, seperti juga sensasi, ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. David krech dan Richard s. crutchfield, menyebutkan factor fungsional dan factor structural. Adpun faktor lain yang sangat mempengaruhi persepsi yaitu perhatian.
Perhatian( attention)
Menurut Kenneth E. Andersen Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainya melemah. Dan dalam buku yang ditulisnya perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indra kita, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain.

Faktor eksternal penarik perhatian
 Apa yang kita perhatikan ditentukan oleh factor-faktor situasional dan personal. Faktor situasional terkadang disebut determain perhatian yang bersifat eksternal atau penarik perhatian (ettention getter). Stimuli diperhatikan kerena mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain: gerakan, intensitas stimuli, kebaruan dan pengulangan.
            Gerakan. Seperti organisme yang lain, manusia secara visual tertarik pada objek-objek yang bergerak. Kita senang melihat dalam display yang bergerak menampilkan nama barang yang di iklankan. Pada tempat yang di penuhi benda-benda mati, kita akan tertarik pada tikus kecil yang bergerak.
Intensitas stimuli. Kita akan memperhatikan stimuli yang menonjol dari stimuli yang lain. Warna merah pada latar belakang putih, tubuh jangkung di tengah-tengah orang pendek, suara keras di malam sepi.
            Kebaruan. Hal-hal yang baru, yang luar biasa, yang berbeda, akan menarik perhatian. Beberapa eksperimen juga membuktikan stimuli yang luar biasa yang lebih mudah di pelajari atau di ingat. Karena alas an inilah maka mengejar novel yang baru terbit, fil yang baru beredar, atau kendaraan yang memiliki rancangan mutakhir. Karena itu juga mengapa umumnya istri muda lebih disenangi dari istri pertama.media masa juga tidak henti-hentinya menyajikan program-program baru. Tanpa hal-hal yang baru, stimuli menjadi mononton, membosankan, dan lepas dari perhatian.
            Perulangan. Hal-hal yang disajikan berkali-kali bila disertai dengan sedikit variasi, akan menarik perhatian . di sini unsure “ familiarity”( yang sudah kita kenal) berpadu dengan unsure “novelty” (yang baru kita kenal). Perulangan juga mengandung unsure sugesti: mempengaruhi bawah sadar kita. Bukan hanya pemasang iklan, yang menpopulerkan produk dengan mengulang-ulang atau slogan-slogan, tetapi juga kaum politisi memanfaatkan prinsip pengulangan. Emil dofivat (1968), tokoh aliran publisistik jerman, bahkan menyebut perulangan sebagai satu diantara tiga prinsip penting dalam menaklukan massa.
Faktor  internal penaruh perhatian
Beberapa contoh faktor yang mempengaruhi perhatian kita:
-          Factor-faktor biologis. dalam keadaan lapar, seluruh makanan di dominasi oleh makanan. Karena itu, bagi orang lapar, yang paling menarik perhatiannya adalah makanan. Yang kenyang akan menaruh perhatian pada hal-hal yang lain. Anak muda yang baru saja menonton film porno, akan cepat melihat stimuli seksual di sekitarnya.
-          faktor-faktor sosiopsikologis. Berilah sebuah foto yang menggambarkan kerumunan orang banyak di sebuah jalan sempit. Tanyakan apa yang mereka lihat. Setiap orang akan melaporkan hal yang berbeda. Tetapi seorang pun tidak akan dapat melaporkan berapa orang terdapat pada gambar itu, kecuali kalau sebelum melihat foto mereka memperoleh pertanyaan itu. Bila kita di tugaskan untuk meneliti beberapa orang mahasiswi berada di kelas, kita tidak akan dapat menjawab berapa orang diantara mereka yang berbaju merah.
Kenneth e. Andersen (1972:51-52) menyinpulkan dalil-dalil tentang perhatian selektif yang harus diperhatikan oleh ahli-ahli komunikasi.
1.        perhatian itu merupakan proses yang aktif dan dinamis, bukan pasif dan refleksif. Kita secara  sengaja mencari stimuli tertentu dan mengarahkan perhatian kepadanya. Sekali-sekali, kita mengalihkan perhatian dari stimuli yang satu dan memindahkan perhatian dari stimuli yang satu dan memindahkannya pada stimuli yang lain.
2.        Kita cenderung memperhatikan hal-hal tertentu yang penting, menonjol, atau melibatkan diri kita.
3.        Kita menaruh perhatian kepada hal-hal tertentu sesuai dengan kepercayaan, sikap, nilai, kebiasaan dan kepentingan kita.
4.        Kebiasaan dalam menentukan apa yang menarik perhatian, tetapi juga apa yang secara potensial akan menarik perhatian kita.
5.        Dalam situasi tertentu kita secara sengaja menstrukturkan perilaku kita untuk menghindari terpaan stimuli tertentu yang ingin kita abaikan.
6.        Perhatian tergantung pada kesiapan mentalkita;kita cenderung mempersepsi apa yang memang ingin kita persepsi.
7.        Perubahan atau variasi sangat penting dalam menarik dan mempertahankan perhatian.

a.      Faktor-faktor Fungsional yang menentukan Persepsi.
Faktor fungsional berasal  dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli itu.
Krech dan Crutchfield merumuskan dalil Persepsi bersifat selektif secara fungsional. Dalil ini berarti bahwa objek-objek yang mendapat tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi. Kerangka Rujukan (Frame of Reference). Faktor-faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi lazim disebut sebagai kerangka rujukan. Dalam kegiatan komunikasi, kerangka rujukan mempengaruhi bagaimana orang memberi makna pada pesan yang diterimanya. Menurut McDavid dan Harari, para psikolog menganggap konsep kerangka rujukan ini amat berguna untuk menganalisis interpretasi perseptual dari peristiwa yang dialami.
b.      Faktor-Faktor Struktural Yang Menentukan Persepsi
Krech dan Crutchfield merumuskan dalilnya lagi yang kedua, yaitu Medan perseptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti. Kita mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya walaupun stimuli yang kita terima itu tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interpretasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang kita persepsi. Dalil ketiga dari Krech dan Crutchfield adalah Sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substruktur ditentukan pada umumnya oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan. Jika individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan sifat kelompok akan dipengaruhi oleh keanggotaan kelompoknya, dengan efek yang berupa asimilasi atau kontras. Karena manusia selalu memandang stimuli dalam konteksnya, dalam strukturnya, maka ia pun akan mencoba mencari struktur pada rangkaian stimuli. Struktur ini diperoleh dengan jalan mengelompokkan berdasarkan kedekatan atau persamaan. Prinsip kedekatan menyatakan bahwa stimuli yang berdekatan satu sama lain akan dianggap satu kelompok. Dalil keempat dari Krech dan Crutchfield adalah Objek atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang dan waktu atau menyerupai satu sama lain, cenderung ditanggapi sebagai bagian dari struktur yang sama. Dalil ini umumnya betul-betul bersifat struktural dalam mengelompokkan objek-objek fisik, seperti titik, garis, atau balok. Pada persepsi sosial, pengelompokkan tidak murni struktural; sebab apa yang dianggap sama atau berdekatan oleh seorang individu, tidaklah dianggap sama atau berdekatan oleh individu yang lain. Kebudayaan juga berperan dalam melihat kesamaan. Pengelompokkan kultural erat kaitannya dengan label; dan yang kita beri label yang sama cenderung dipersepsi sama. Dalam komunikasi, dalil kesamaan dan kedekatan ini sering dipakai oleh komunikator untuk meningkatkan kredibilitasnya. Jadi, kedekatan dalam ruang dan waktu menyebabkan stimuli ditanggapi sebagai bagian dari stuktur yang sama. Sering terjadi hal-hal yang berdekatan juga dianggap berkaitan atau mempunyai hubungan sebab dan akibat.
III.             Sensasi dan persepsi dalam komunikasi intrapersonal.
Seseorang menerima informasi, mengolahnya, menyimpannya, dan menghasilkannya kembali. Proses pengolahan informasi inilah yang sering kita sebut komunikasi intrapersonal, yang meliputi sensasi, persepsi, memori dan berpikir. Sensasi adalah proses mengkap stimuli, sedangkan persepsi ialah proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain, persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Memori adalah proses menyimpan informasi dan memanggilnya kembali. Berpikir adalah mengolah dan memanipulasi informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberi respons.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar